Sekilas Tentang Bambu

Selasa, 12 Oktober 2010



Catatan : Artikel ini saya kutip 100%
Andrey Subiantoro January 28, 2009 dari : www.andreysubiantoro.com

SEKILAS TENTANG BAMBU

Gambaran umum sekilas tentang bambu ini menggambarkan bagaimana pentingnya peranan potensi bambu dalam menopang keberlanjutan hutan dan nilai ekonomis di masa depan. Hutan sebagai sumber utama penghasil kayu dari waktu ke waktu kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Keadaan ini disebabkan adanya tindakan eksploitasi dengan cara yang sangat tidak bijaksana, tanpa memperhatikan keberlangsungan dan kelestarian hutan itu sendiri. Pertambahan penduduk yang pesat, nilai ekonomis yang dikandung hutan merupakan beberapa hal pemicu semakin cepatnya kerusakan hutan.


Hutan sebagai paru-paru dunia keberadaannya kini sudah jauh berkurang dari 30% luas daratan. Tidak bisa dibayangkan dampak negatif akibat kerusakan hutan terhadap kehidupan di bumi ini, siklus iklim yang sudah tidak menentu, banjir, kekeringan merupakan beberapa efek langsung dari rusaknya hutan, masih banyak dampak negatif lain akibat rusaknya hutan.


Untuk menyelamatkan hutan perlu ditempuh berbagai cara, baik secara managerial, kebijakan-kebijakan, politis dan sebagainya. Satu hal yang penting dan mendesak guna mereduce kerusakan hutan adalah mencari alternatif pengganti kayu. Diketahui bahwa substitusi terdekat kayu yang cenderung mudah dalam pengusahaannya adalah bambu. Bambu keberadaannya tersebar mulai dari dataran rendah hingga ke dataran tinggi, mulai dari pedesaan sampai ke perkotaan. Untuk tumbuh, bambu tidak memerlukan habitat khusus sebagaimana layaknya rotan, oleh sebab itu bambu merupakan jawaban sebagai alternatif pengganti kayu di masa depan, dengan demikian percepatan kerusakan hutan dapat lebih dikurangi.


Bambu merupakan jenis tanaman berkayu masuk dalam kategori keluarga rumput-rumputan sehingga ada yang mengistilahkan bambu sebagai rumput raksasa. Secara prospek ekonomis di masa depan bambu diistilahkan emas yang belum tergali. Istilah ini mengandung makna yang sangat dalam betapa sangat berharganya bambu jika dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Dari beberapa hasil penelitian bambu memiliki manfaat mulai dari untuk pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, papan, seni dan estetika, kesehatan, budaya, politis dan sebagainya. Potensi manfaat yang sangat besar dikandung oleh sumberdaya bambu ini.


Bambu merupakan salah satu jenis tanaman perintis sehingga untuk tumbuh tidak membutuhkan persyaratan tumbuh yang teramat rumit sebagaimana tanaman lain. Tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi sesuai dengan jenis. Memiliki umur yang panjang dalam siklus hidupnya ± 30 -100 tahun bahkan lebih, tergantung dari jenisnya. Ada jenis yang setelah berbunga langsung mati, kelebihannya pengembangbiakan secara generatif untuk jenis ini relatif sulit, namun pembiakan secara vegetatif sangat mudah. Jenis lain ada yang setiap tahunnya berbunga, kelebihannya pembiakan secara generatif relatif mudah dan vegetatif relatif sulit.


Secara fisik memiliki kelebihan yaitu serat panjang dan rapat, lentur tidak mudah patah, dinding keras dan sebagainya. Kecepatan pertumbuhan bambu dalam menyelesaikan masa pertumbuhan vegetatifnya merupakan tercepat dan tidak ada tanaman lain yang sanggup menyamainya. Dari beberapa hasil penelitian, kecepatan pertumbuhan vegetatif bambu dalam 24 jam berkisar 30 cm – 120 cm per 24 jam, tergantung dari jenisnya. Sebuah keajaiban pertumbuhan yang tidak dapat ditemukan pada tanaman lain.


Nilai lebih lain dari bambu dibandingkan kayu adalah sekali tanam produksi dapat dilakukan secara berulang-ulang, berbeda dengan kayu sekali tanam kemudian produksi selanjutnya perlu penaman lagi. Sifat bambu yang demikian merupakan prospek yang sangat cerah secara ekonomis dan menguntungkan secara investasi. Walaupun demikian agar produksi bambu dapat dilakukan secara berulang-ulang dalam pengelolaannya harus memegang dan memperhatikan titik kritis dari bambu, pengelolaan dalam budidaya bambu harus mengacu pada azas kelestarian (kelestarian produksi dan kelestarian sumberdaya) dan penaganannya harus mendasarkan diri pada silvikultur bambu.


Bambu memiliki sifat yang unik di mana batang yang satu berkaitan dengan batang yang lain dan mempengaruhi terhadap kemunculan serta kualitas anakan berikutnya. Oleh sebab itu di dalam mengelola bambu harus memperhatikan silvikultur bambu itu sendiri agar azas kelestarian dapat terpenuhi, yang pada akhirnya akan turut meningkatkan profit dari investasi bambu itu sendiri.

Secara ekonomis, produk-produk yang berasal dasar dari bambu memiliki nilai yang cukup baik. Banyak produk-produk yang dihasilkan mencakup mulai dari sandang (serat untuk pembuatan pakaian, dll), papan (papan lembaran, lantai, meubel, dll), pangan (rebung kalengan, kripik, aneka jenis makanan olahan, dll), estetika&budaya (kertas budaya untuk sembahyang, pernik-pernik artifisial ruangan, dll), kesehatan (arang, vinegar, dll) dan sebagainya. Dengan pengolahan bertehnologi tinggi, bambu dapat dijadikan kertas kualitas nomor satu, bahan obat-obatan kesehatan berkualitas, dsb. Masih banyak lagi potensi bambu yang terpendam dan belum tergali, tentunya dibutuhkan suatu inovasi tehnologi kedepan guna dapat mewujudkan potensi tersebut.

Mengusahakan bambu dari sisi budidaya perlu adanya sebuah persiapan matang menyangkut lahan, bibit sampai dengan pasca panen, sehingga akan menjadi satu kesatuan integral dan berkesinambungan. Gambaran sekilas tentang bambu ini semoga dapat memberikan pencerahan dan merubah paradigma bambu yang selama ini diidentikan dengan kampung. Potensi yang dikandung sumber daya bambu jauh lebih besar kemanfaatannya jika dibandingkan dengan kayu.

(Tulisan tentang bambu pada blog ini sengaja saya buat dan dedikasikan kepada pembimbing saya sekaligus sebagaimana layaknya seorang teman diskusi, sahabat, orangtua yang memiliki dedikasi dan integritas yang tidak diragukan lagi dalam upaya menyebarluaskan, mengembangkan dan menggali segala hal yang berkaitan dengan perbambuan, tulisan tentang bambu yang jauh dari sempurna ini saya persembahkan untuk pembimbing saya yang terhormat alm. Prof. DR. Ir Achmad Sulthoni, Msc)